Metode Amenorhea Laktasi dan Coitus Interruptus
Untuk memenuhi tugas Keluarga Berencana yang diampuh
oleh ibu Wahyu Febru
Purnaningati ,SSiT.
Disusun Oleh :
1.
Resven Anisa
( 62013042
)
2.
Septi Dwi Prasetyawati ( 62013047 )
3.
Ummu Aini ( 62013056 )
\
AKADEMI KEBIDANAN
BHAKTI PUTRA BANGSA
PURWOREJO
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
“Banyak Anak
Banyak Rejeki” adalah kepercayaan kuno orang zaman dulu karena semakin banyak
anak maka semakin banyak sumber daya manusia yang dapat digunakan untuk
membantu kegiatan ekonomi keluarga. Zaman modern sekarang ini justru menganggap
dua anak cukup guna membentuk keluarga berencana atau keluarga berkualitas
alias KB
Tingginya
angka kematian ibu di Indonesia akibat resiko tinggi untuk melahirkan menjadi
perhatian pemerintah. Sehingga diadakannya program keluarga berncana ( KB )
sebagai salah satu cara untuk mengurangi tingginya angka kematian ibu.
banyaknya anak-anak terlantar dan dengan jarak usia yang sangat dekat juga
menjadi perhatian pemerintah.
Alat
kontrasepsi yang saat ini sudah tersedia bermacam-macam. Selain adanya alat
kontrasepsi untuk wanita,juga tersedia alat kontrasepsi untuk pria. Hanya saja
yang menjadi masalah saat ini, kurangnya pengetahuan akan metode memilih
kontrasepsi,keuntungan,kerugian, serta efek samping dari pemakaian alat
kontrasepsi tersebut. Dan alat kontrasepsi yang sangat mudah di dapatkan
seperti di minimarket.
Tugas kita sebagai tenaga medis yaitu berusaha membantu masyarakat agar mereka mau menggunakan alat kontrasepsi untuk mewujudkan program pemerintah yaitu 2 anak cukup.
Tugas kita sebagai tenaga medis yaitu berusaha membantu masyarakat agar mereka mau menggunakan alat kontrasepsi untuk mewujudkan program pemerintah yaitu 2 anak cukup.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian metode amenorhea laktasi (MAL
)?
2.
Apa
keuntungan metode amenorhea laktasi (MAL )?
3.
Apa kerugian
metode amenorhea laktasi (MAL )?
4.
Apa indikasi
metode amenorhea laktasi (MAL )?
5.
Apa
kontraindikasi metode amenorhea laktasi (MAL )?
6.
Bagaimana
tehnik penggunaan metode amenorhea laktasi (MAL )?
7.
Apa
pengertian metode Coitus
Interruptus ?
8.
Apa
keuntungan metode Coitus
Interruptus ?
9.
Apa
kerugian metode Coitus Interruptus ?
10.
Apa
indikasi metode Coitus Interruptus ?
11.
Apa
kontraindikasi metode Coitus Interruptus ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui metode amenorhea laktasi (MAL )
2.
Mengetahui keuntungan metode amenorhea laktasi (MAL )
3.
Mengetahui kerugian metode amenorhea laktasi (MAL )
4.
Mengetahui
indikasi metode amenorhea laktasi (MAL )
5.
Mengetahui
kontraindikasi metode amenorhea laktasi (MAL )
6.
Mengetahui tehnik penggunaan metode amenorhea laktasi
(MAL )
7.
Mengetahui pengertian metode Coitus Interruptus
8.
Mengetahui keuntungan metode Coitus Interruptus
9.
Mengetahui kerugian metode Coitus
Interruptus
10.
Mengetahui
indikasi metode Coitus Interruptus
11.
Mengetahui kontraindikasi metode Coitus
Interruptus
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Metode
Amenorhea Laktasi
a.
Definisi
Metode amenorrhea
laktasi adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu ( ASI) secara
ekslusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa pemberian makanan tambahan
atau minuman apapun.
Metode
Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM) dapat dikatakan
sebagai metode keluarga berencana alamiah (KBA) atau natural family planning,
apabila tidak dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
Meskipun penelitian telah membuktikan bahwa menyusui dapat menekan
kesuburan, namun banyak wanita yang hamil lagi ketika menyusui. Oleh karena
itu, selain menggunakan Metode Amenorea Laktasi juga harus menggunakan metode
kontrasepsi lain seperti metode barier (diafragma, kondom, spermisida), kontrasepsi hormonal (suntik, pil menyusui, AKBK ).
b.
Cara Kerja
Cara kerja
dari Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah menunda atau menekan terjadinya
ovulasi. Pada saat laktasi/menyusui, hormon yang berperan adalah prolaktin dan
oksitosin. Semakin sering menyusui, maka kadar prolaktin meningkat dan hormon
gonadotrophin melepaskan hormon penghambat (inhibitor). Hormon penghambat akan
mengurangi kadar estrogen, sehingga tidak terjadi ovulasi.
c.
Efektifitas
Efektifitas metode amenorhoe laktasi tinggi ( keberhasilan
98% pada 6 bulan pertama pasca persalinan, belum mendapat haid pasca melahirkan
dan menyusui secara eksklusif (tanpa memberikan makanan atau minuman tambahan).
Efektifitas dari metode ini juga sangat tergantung pada frekuensi dan
intensitas menyusui.
d.
Keuntungan
MAL
1)
Keuntungan
Kontrasepsi
a)
Segera
efektif
b)
Tidak
mengganggu senggama
c)
Tidak
ada efek samping secara sistemik
d)
Tidak
perlu pengawasan medis
e)
Tidak
perlu obet atau alat
f)
Tanpa
biaya
2)
Keuntungan
Non- Kontrasepsi
Untuk bayi :
a)
Mendapatkan
kekebalan pasif ( mendapatkan antibody perlingdungan lewat ASI )
b)
Sumbur
asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang optimal
c)
Terhindar
dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air , susu lain atau formula atau
alat minum yang dipakai
Untuk Ibu :
a)
Mengurangi
perdarahan pasca persalinan
b)
Membantu proses involusi uteri (uterus kembali
normal).
c)
Mengurangi
resiko anemia
d)
Meningkatkan
hubungan psikologik ibu dan bayi
e.
Kerugian
/ kekurangan /keterbatasan
a)
Perlu
persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca
persalinan
b)
Mungkin
sulit dilaksanakan karena kondisi social
c)
Tidak
melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/ HBV dan HIV/ AIDS
f.
Indikasi
MAL
a)
Ibu
menyusui secara ekslusif
b)
Bayi
berumur kurang dari 6 bulan
c)
Ibu
belum mendapatkan haid sejak melahirkan
g.
Kontraindikasi
MAL
a)
Sudah
mendapat haid sejak setelah bersalin
b)
Tidak
menyusui secara ekslusif
c)
Bayinya
sudah berumur lebih dari 6 bulan
d)
Bekerja
dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam
h.
Intruksi
/ teknik penggunaan yang diberikan kepada klien dalam menggunakan metode
amenorhoe laktasi :
a)
Bayi
disusui secara on demand. Biarkan
bayi menyelesaikan hisapan dari satu payudara sebelum memberikan peyudara
lain,supaya bayi mendapat cukup banyak susu akhir ( hindmilk). Bayi hanya
membutuhkan sedikit ASI dari payudara berikut atau sama sekali tidak memerlukan
lagi. Ibu dapat memulai dengan memberikan payudara lain pada waktu menyusui
berikutnya sehingga kedua payudara memproduksi banyak susu
b)
Waktu
antara 2 pengosongan payudara tidak lebih dari 4 jam
c)
Biarkan
bayi menghisap sampai dia sendiri yang melepaskan hisapannya
d)
Susui
bayi juga pada malam hari, karena menyusui pada malam hari membantu
mempertahankan kecukupan persediaan ASI.
e)
Bayi
terus disusukan walaupun ibu / bayi sakit
f)
Apabila
ibu menghentikan ASI dengan minuman atau makanan lain, bayi akan menghisap
kurang sering dan akibatnya tidak lagi efektif sebagai metode kontrasepsi.
B.
Coitus
Interruptus ( senggama terputus)
a.
Definisi
Coitus
interuptus atau senggama terputus adalah metode keluarga berencana
tradisional/alamiah, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari
vagina sebelum mencapai ejakulasi.
b.
Efektivitas
Efektivitas bila dilaksanakan dengan benar.
Efektivitas bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan terputus setiap
melaksanakannya (angka kegagalan 4-14 kehamilan per 100 perempuan per tahun)
efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih
melekat pada penis.
c.
Keuntungan
Metode Coitus Interruptus
Keuntungan kontrasepsi
a.
Alamiah.
b.
Efektif bila dilakukan dengan benar
c.
Tidak
mengganggu produksi ASI
d.
Dapat
digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya
e.
Tidak
ada efek samping
f.
Dapat
digunakan setiap waktu
g.
Tidak
membutuhkan biaya
Keuntungan Non- Kontrasepsi
a.
Meningkatkan
keterlibatan suami dalam keluarga berencana
b.
Untuk
pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam
d.
Kerugian
/ keterbatasan metode koitus Interruptus
1.
Sangat
tergantung dari pihak priadalam mengontrol ejakulasi dan tumpahan sperma selama
senggama
2.
Memutuskan
kenikmatan hubungan seksual
3.
Tidak
melindungi dari penyakit menular seksual
4.
Kurang
efektif untuk mencegah kehamilan
e.
Indikasi
metode coitus interruptus
a.
Dapat
dipakai pada suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana
b.
Pasangan
yang taat beragama atau mempunyai alas
an filosofi untuk tidak memakai metode –metode lain
c.
Pasangan
yang memerlukan metode kontrasepsi dengan segera
d.
Pasangan
yang memerlukan metode kontrasepsi sementara, sambil menunggu metode yang lain
e.
Pasangan
yang membutuhkan metode pendukung lain
f.
Pasangan
yang melakukan hubungan seksual tidak teratur
f.
Kontraindikasi
metode coitus interruptus
a.
Ejakulasi
premature pada pria
b.
Suami
yang sulit melakukan senggama terputus
c.
Suami
yang memiliki kelainan fisik atau psikologis
d.
Suami
sulit untuk bekerjasama
e.
Pasangan
yang kurang dapat saling berkomunikasi
f.
Pasangan
yang tidak bersedia melakukan senggama terputus
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metode amenorrhea laktasi (MAL)
adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu ( ASI) secara
ekslusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa pemberian makanan tambahan
atau minuman apapun. Metode ini menberikan banyak keuntungan bagi
pemakainya. Namun sebagai mana layak nya jenis metode kontrasepsi lainnya,MAL
juga mempunyai beberapa keterbatasan.
Metode
Amenore Laktasi (MAL ) bekerja dengan cara menekan atau menunda terjadinya
proses ovulasi,yaitu dengan peningkatan hormon prolaktin sebagai akibat respons terhadap
stimulus pengisapan berulang pada saat menyusui.
Coitus Interruptus (
senggama terputus) Metode kontrasepsi dimana senggama diakhiri sebelum terjadi
ejakulasi intra- vagina. Ejakulasi terjadi jauh dari genitalia eksterna.
B.
Saran
Sebaiknya
metode kontrasepsi amenore laktasi ( MAL ) dan Coitus interuptus menjadi pilihan KB
bagi pasangan suami
istri yang ingin menunda kehamilan karena tidak perlu obat atau alat dan
pengawasan medis serta tanpa mengeluarkan
biaya.
Daftar Pustaka
Handayani Sri, Buku Ajar Pelayanan
Keluarga Berencana,Yogyakarta : Pustaka Rihana
Maria Ulfah Kurnis Dewi.2013 ,Buku
Ajar Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Jakarta :TIM
Sulistyawati Ari, 2013.Pelayanan
Keluarga Berencana. Jakarta :Salemba Medika
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/05/kb-alamiah-metode-kalender-metode-suhu.
.diakses tanggal 1april 2015
CHEKLIST
METODE COITUS INNTERUPTUS
BUTIR YANG DINILAI
|
||
A.
|
SIKAP DAN
PERILAKU
|
|
1
|
Menyambut klien dengan ramah
dan sopan
0. 0.Tidak
dikerjakan
1.
1.Memberikan salam saja tanpa mempersilahkan duduk
2. 2.
Memberikan salam dan mempersilahkan duduk
|
|
2
|
Memperkenalkan diri kepada klien
0. 0.Tidak
ddikerjakan
1.
1.Dikerjakan dengan kurang tepat
2.
2.Dikerjakan dengan tepat
|
|
3
|
Menjelaskan maksud dan tujuan
0.
0.Tidak dikerjakan
1.
1.Menjelaskan maksud atau tujuan konseling saja
2. 2.
Menjelaskan maksud dan tujuan konseling dengan lengkap
|
|
4
|
Percaya diri
0.
0. Terlihat gugup, tidak melakukan kontak mata dan suara kurang jelas
1.
1 Tergesa-gesa dan terlihat ragu-ragu
2. 2 Terlihat
tenang dan melakukan dengan percaya diri dan suara jelas
|
|
5
|
Menjaga privasi klien
0 0 .Tidak
dilakukan
1
1.Menjaga privasi dengan ucapan atau memperagakan menutup pintu/ sampiran
saja
2 2.Menjaga privasi dengan ucapan dan memperagakan menutup pintu/ sampiran
|
|
B
|
CONTENT
|
|
6
|
Melakukan apersepsi dengan
menanyakan pengetahuan ibu tentang Coitus Interruptus ( senggama terputus) (pengertian dan manfaat)
0. Tidak
melakukan
1. Melakukan
kurang tepat
2. Melakukan dengan tepat
|
|
7
|
Menjelaskan pengertian coitus interruptus
0. Tidak
melakukan
1. Melakukan
kurang tepat
2.
Melakukan dengan tepat
|
|
8
|
Menjelaskan efektifitas coitus interruptus
0. Tidak
melakukan
1. Melakukan
kurang tepat
2.
Melakukan dengan tepat
|
|
9
|
Menjelaskan
keuntungan metode coitus interruptus
0. Tidak
melakukan
1. Melakukan
kurang tepat
2.
Melakukan dengan tepat
|
|
10
|
Menjelaskan
kerugian metode coitus interruptus
0. Tidak
melakukan
1. Melakukan
kurang tepat
2.
Melakukan dengan tepat
|
|
11
|
Menjelaskan
indikasi metode coitus interruptus
0. Tidak
melakukan
1. Melakukan
kurang tepat
2.
Melakukan dengan tepat
|
|
12
|
Menjelaskan
kontraindikasi metode coitus interruptus
0. Tidak
melakukan
1. Melakukan
kurang tepat
2.
Melakukan dengan tepat
|
|
C.
|
TEKNIK
|
|
14
|
Teruji menanyakankan secara sistematis
0.
0.Tidak ditanyakan atau menyimpang dari topik
1. 1.
Menanyakan tetapi tidak secara urut.
2. 2. Menanyakan
secara urut/runtut.
|
|
15
|
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
0. 0.
Menggunakan bahasa yang tidak dimengerti oleh klien
1. 1.
Sebagian masih menggunakan istilah-istilah medis
2. 2.
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
|
|
16
|
Memberi kesempatan untuk
bertanya, memberikan umpan balik
0. 0. Tidak
dilakukan
1. 1. Memberikan kesempatan kepada klien
untuk menanyakan apa yang belum dimengerti dan tidak segera memberikan
jawaban
2. 2. Memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengajukan pertanyaan apa yang belum dimengerti dan segera memberikan
tanggapan dari apa yang menjadi pertanyaan klien
|
|
17
|
Melakukan pendokumentasian
0. 0.Tidak
dilakukan
1. 1.
Mendokumentasikan hasil penkes tanpa identitas pelaksana
2. 2.
Mendokumentasikan secara lengkap meliputi tanggal, jam, penkes &
hasilnya, tanda tangan & nama terang.
|
CHEKLIST
METODE AMINORE LAKTASI (MAL)
NO
|
BUTIR YANG DINILAI
|
|
A
|
SIKAP DAN PERILAKU
|
|
1
|
Menyambut
klien dengan ramah dan sopan
0. 0. Tidak
dikerjakan
1. 1.
Memberikan salam saja tanpa mempersilahkan duduk
2. 2.
Memberikan salam dan mempersilahkan duduk
|
|
2
|
Memperkenalkan diri kepada klien
0. 0.Tidak
ddikerjakan
1. 1.
Dikerjakan dengan kurang tepat
2. 2. Dikerjakan
dengan tepat
|
|
3
|
Menjelaskan maksud dan tujuan
0. 0 .Tidak
dikerjakan
1. 1.
Menjelaskan maksud atau tujuan konseling saja
2. 2.
Menjelaskan maksud dan tujuan konseling dengan lengkap
|
|
4
|
Percaya diri
0. 0.
Terlihat gugup, tidak melakukan kontak mata dan suara kurang jelas
1. 1.
Tergesa-gesa dan terlihat ragu-ragu
2. 2. Terlihat
tenang dan melakukan dengan percaya diri dan suara jelas
|
|
5
|
Menjaga privasi klien
0 0. Tidak
dilakukan
1.
Menjaga privasi dengan ucapan atau memperagakan menutup pintu/ sampiran saja
2 2. Menjaga privasi dengan ucapan dan memperagakan menutup pintu/ sampiran
|
|
B
|
CONTENT
|
|
6
|
Melakukan apersepsi dengan menanyakan pengetahuan
ibu tentang MAL (pengertian dan manfaat)
0. Tidak
melakukan
1. Melakukan
kurang tepat
2. Melakukan dengan tepat
|
|
7
|
Menjelaskan pengertian MAL
0 0 . Tidak melakukan
1 1.
Melakukan kurang tepat
2 2.
Melakukan
dengan tepat
|
|
8
|
Menjelaskan
cara kerja MAL
0. Tidak
melakukan
1. Melakukan
kurang tepat
2.
Melakukan dengan tepat
|
|
9
|
Menjelaskan efektifitas MAL
0. Tidak
melakukan
1. Melakukan
kurang tepat
2. Melakukan dengan tepat
|
|
10
|
Menjelaskan keuntungan
MAL ( Kontrasepsi dan Non Kontrasepsi )
0. Tidak
melakukan
1. Melakukan
kurang tepat
2. Melakukan dengan tepat
|
|
11
|
Menjelaskan
kerugian MAL
0. Tidak
melakukan
1. Melakukan
kurang tepat
2. Melakukan dengan tepat
|
|
12
|
Menjelaskan
Indikasi /yang diperbolehkan melakukan MAL
0. Tidak
melakukan
1. Melakukan
kurang tepat
2. Melakukan dengan tepat
|
|
13
|
Menjelaskan
kontraindikasi / yang tidak diperbolehkan melakukan MAL
0. Tidak
melakukan
1. Melakukan
kurang tepat
2. Melakukan dengan tepat
|
|
14
|
Menjelaskan
tehnik MAL
0. Tidak
melakukan
1. Melakukan
kurang tepat
2. Melakukan dengan tepat
|
|
C
|
TEKNIK
|
|
15
|
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
0.
0. Menggunakan bahasa yang tidak dimengerti oleh klien
1. 1.
Sebagian masih menggunakan istilah-istilah medis
2. 2.
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
|
|
16
|
Memberi kesempatan untuk
bertanya, memberikan umpan balik
0. 0. Tidak
dilakukan
1. 1. Memberikan kesempatan kepada klien untuk
menanyakan apa yang belum dimengerti dan tidak segera memberikan jawaban
2. 2.Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengajukan
pertanyaan apa yang belum dimengerti dan segera memberikan tanggapan dari apa
yang menjadi pertanyaan klien
|
|
17
|
Melakukan pendokumentasian
0. 0
Tidak dilakukan
1. 1
Mendokumentasikan hasil penkes tanpa identitas pelaksana
2. 2
Mendokumentasikan secara lengkap meliputi tanggal, jam, penkes &
hasilnya, tanda tangan & nama terang.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar