HOMELESS
Untuk memenuhi tugas
Asuhan Kebidanan Pada Kesehatan
Reproduksi yang diampu
oleh ibu Wahyu Febru Purnaningati ,SSiT.
Disusun Oleh :
Septi Dwi Prasetyawati ( 62013047 )
AKADEMI KEBIDANAN
BHAKTI PUTRA BANGSA
PURWOREJO
2015
HOME LESS
A.
Pengertian
Homeless
Homeless
atau gelandangan
adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma kehidupan
yang layak dalam masyarakat setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal dan
pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan hidup mengembara di tempat umum. Home less banyak terdapat dikota –kota besar. Kedatangan mereka ke kota
besar tanpa didukung oleh pendidikan dan ketrampilan yang memadai. Biasanya
mereka tinggal diemperan toko,kolong jalan layang, gerobak tempat barang bekas,
disekitar rel kereta api, ditaman dan ditempat umum lainnya. Pekerjaan mereka
sebagai pengemis , pengamen, pemulung sampah.
B.
Penyebab
Homeless
1.
Bencana alam
2.
Transmigrasi
yang gagal
Masyarakat berbondong –bonding
pergi ke daerah yang menurut mereka akan membuat perubahan hidup. Karena tidak
mampu bersaing dikota besar dan tidak punya uang untuk kembali kekampungnya akhirnya
menjadi pengemis, gelandangan, bahkan ada yang menjadi gila
3.
Penggusuran
4.
Yatim Piatu
Anak yang tidak mempunyai
orang tua , saudara tidak mempunyai tempat tinggal sehingga mereka mencari
tempat berteduh ditempat- tempat umum.
5.
Kemiskinan
Hal ini merupakan factor
utama. Kemiskinan menyebabkan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan papan,
sehingga mereka bertempat tinggal di tempat tempat umum. Kemiskinan juga
menyebabkan rendahnya pendidikan sehingga tidak mempunyai ketrampilan dan
keahlian untuk bekerja. Hal ini berefek pada anak anak mereaka. Mereka tidak
mampu untuk membiayai anak –anaknya sekolah sehingga anak mereka juga ikut jadi
gelandangan.
6.
Keluarga (
broken home )
Orang tua yang bercerai,
terhimpit masalah ekonomi, terlibat tindak kriminalitas dan asusila menyebabkan
anak anak tidak tahan terhadap keadaan yang mereka alami sehingga kabur dari
rumah dan menjadi gelandangan
7.
Pendidikan
yang minim
Di era globalisasi dengan
kemajuan IPTEK dan persaingan semakin ketat menyebabkan mereka yang memiliki
pendidikan dan keterampilan yang rendah, tidak akan mampu menghadapi persaingan
tersebut sehingga semakin terpuruk ekonominya dan tidak menutrup kemungkinana
mereka akan menjadi tuna wisma.
8.
Perbedaan
Budaya
Budaya yang terlalu mengikat
seperti terjadi di daerah-daerahyang memiliki kebudayaan yang sangat kuat dan
mengisolasi diri, sehingga jika ada penduduknya yang keluar dari daerah
tersebut , maka mereka tidak boleh kembali lagi. Tetapi karena budaya yang
berbeda , tidak memiliki sanak saudara membuat mereka tidak bida menyesuaikan
diri dan akhirnya menjadi gelandangan.
9.
Sempitnya
lapangan kerja
10.
Kekerasan
terhadap perempuan
Kekerasan fisik , seksual dan
psikologis yang terjadi di keluarga, termasuk pemukulan , kekerasan seksual
terhadap anak perempuan , pemaksaan istri untuk melakukan hubungan seksual.
Keadaan tersebut menyebabkan wanita meninggalkan rumah
C.
Dampak Home
Less
1.
Diskriminasi
Seorang tuna wisma dianggap
tidak berharga, penganggu, dan criminal oleh masyarakat
2.
Kehidupan
yang tidak sehat
Kehidupan jalanan yang tak
layak huni, tidak memperhatikan lingkungan, bahkan dirinya sendiri kurang
diperhatikan. Makanan yang dimakan tidak mencukupi gizi untuk dimakan ,
3.
Meningkatnya
kriminalitas
Karena tidak mempunyai
pekerjaan yang tetap, untuk mencukupi kebutuhan , mereka terpaksa melakukan
cara yang haram seperti mencuri
4.
Memperburuk
taman kota
5.
Kehamilan
yang tidak diinginkan
D.
Pencegahan
dan penanggulangan Home Less
Pencegahan :
1.
Membentuk
keluarga yang harmonis
Dengan adanya keterbukaan,
saling menghormati dan menyayangi dari seluruh anggota keluarga dapat
menghindarkan terjadinya broken home dan kekerasan dalam rumah tangga.
2.
Peningkatan
pendidikan
Selain pendidikan umum juga
duiperlukan pendidikan agama untuk meningkatkan masa depan.
3.
Pemerataan lapangan
kerja
Dengan meratanya lapangan
pekerjaan, maka tiap individu bisa mendapatkan penghasilan yang mencukupi
kebutuhannya sehari-hari
4.
Pemerataan
penduduk
Transmigrasi yang dilakukan
pemerintah dapat mengurangi jumlah pengangguran.
Penanggulangan :
1.
Adanya
tempat penampungan
Pemerintah dapat membangun tempat penampungan seperti panti asuhan, panti
jompo, atau tempat para tuna wisma singgah sehingga mereka tidak berkeliaran di
jalan .
2.
Memberi
fasilitas dan kegiatan yang positif
Pemerintah bersama masyarakat dapat memberikan fasilitas dan kegiatan
positif kepada para tuna wisma
3.
Pemberian
pendidikan dan ketrampilan
Dibukanya sekolah terbuka untuk umum dan pemberian keterampilan lainnya,
dapat mengubah hidupnya untuk lebih baik
4.
Pemerataan
lapangan pekerjaan
Pemerintah membuka lahan pekerjaan baru, atau dengan pemberian latihan atau
ketrampilan kepada para gelandangan maka akan tercipta lapangan pekerjaan baru.
CONTOH KASUS :
1.
Pencurian
Liputan6.com, Parepare: Seorang remaja
nekat mencuri telepon genggam milik penumpang kapal Pelni Binaiya di Pelabuhan
Nusantara, Parepare, Sulawesi Selatan, Rabu (22/2). Faldi, yang berprofesi
sebagai pedagang asongan, melarikan diri setelah aksinya diketahui warga.
Aksi kejar-kejaran terjadi.
Sejumlah orang mengejar tersangka yang berlari ketakutan. Kepolisian Sektor
Parepare berhasil menyelamatkan Faldi dari amuk massa.
Barang curian tersangka
ditemukan di bawah kasur salah seorang penumpang kapal. Di hadapan polisi,
tersangka mengaku mencuri untuk makan
sehari –hari karena Faldi tidak memiliki pekerjaan dan tempat tinggal. Faldi dijerat Pasal
362 KUHP tentang Pencurian dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.(WIL/ULF)
2.
PENCURIAN
Perampok Jarah Kantor Dinkes Gresik
Laporan wartawan Kompas Adi Sucipto
Sabtu, 4 Desember 2010 | 13:44 WIB
GRESIK, KOMPAS.com — Kawanan
perampok pada Sabtu (4/12/2010) pukul 04.00 beraksi di Kantor Dinas Kesehatan
Kabupaten Gresik. Dua anggota Satuan Polisi Pamong Praja yang bertugas diplakban mata
dan mulutnya serta diikat tali rafia.
Pelaku berhasil membawa kabur uang tunai Rp 6,7 juta
di laci.
Kasus itu
terungkap sekitar pukul 08.00 saat sebagian pegawai akan beraktivitas di
kantor, lalu peristiwa itu dilaporkan ke polisi. Awalnya, petugas jaga
Sunaryoto dan Rahmat didatangi empat orang yang membawa celurit dan parang.
Keduanya sempat melawan, tetapi tidak bisa berkutik. Selain kalah banyak,
keduanya juga khawatir karena pelaku juga mengancam dengan senjata tajam.
Keduanya diringkus pelaku, mulut dan mata diplakban, serta tangan dan kaki
diikat tali rafia. Petugas jaga lainnya, Nawawi, memilih sembunyi saat perampok
beraksi membuka laci dan mengubrak-abrik isinya.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik Sugeng
Widodo, pelaku hanya berhasil menemukan uang tunai Rp 6,7 juta. Kepala
Kepolisian Resor Gresik Ajun Komisaris Besar Jakub Prajogo menyatakan, polisi
masih melakukan pemeriksaan dan penyelidikan. Dari tempat kejadian perkara,
polisi mendapatkan plakban dan tali rafia
Daftar
Pustaka
Sibagariang Ellya Eva, dkk.2010.Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Trans Info Media
Noviana Nana, Wilujeng Dwi Rachel.Kesehatan Reproduksi. Jakarta : TIM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar