Semester IVB

Semester IVB

Jumat, 12 Juni 2015

Makalah HOMELESS

HOMELESS
Untuk memenuhi tugas Asuhan Kebidanan Pada Kesehatan  Reproduksi  yang diampu
 oleh ibu Wahyu Febru Purnaningati ,SSiT.


 


Disusun Oleh :
Septi Dwi Prasetyawati    ( 62013047 )


AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI PUTRA BANGSA
 PURWOREJO
2015
HOME LESS

A.    Pengertian Homeless
Homeless atau gelandangan adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan hidup mengembara di tempat umum. Home less banyak terdapat dikota –kota besar. Kedatangan mereka ke kota besar tanpa didukung oleh pendidikan dan ketrampilan yang memadai. Biasanya mereka tinggal diemperan toko,kolong jalan layang, gerobak tempat barang bekas, disekitar rel kereta api, ditaman dan ditempat umum lainnya. Pekerjaan mereka sebagai pengemis , pengamen, pemulung sampah.
B.      Penyebab Homeless
1.      Bencana alam
2.      Transmigrasi yang gagal
Masyarakat berbondong –bonding pergi ke daerah yang menurut mereka akan membuat perubahan hidup. Karena tidak mampu bersaing dikota besar dan tidak punya uang untuk kembali kekampungnya akhirnya menjadi pengemis, gelandangan, bahkan ada yang menjadi gila
3.      Penggusuran
4.      Yatim Piatu
Anak yang tidak mempunyai orang tua , saudara tidak mempunyai tempat tinggal sehingga mereka mencari tempat berteduh ditempat- tempat umum.
5.      Kemiskinan
Hal ini merupakan factor utama. Kemiskinan menyebabkan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan papan, sehingga mereka bertempat tinggal di tempat tempat umum. Kemiskinan juga menyebabkan rendahnya pendidikan sehingga tidak mempunyai ketrampilan dan keahlian untuk bekerja. Hal ini berefek pada anak anak mereaka. Mereka tidak mampu untuk membiayai anak –anaknya sekolah sehingga anak mereka juga ikut jadi gelandangan.
6.      Keluarga ( broken home )
Orang tua yang bercerai, terhimpit masalah ekonomi, terlibat tindak kriminalitas dan asusila menyebabkan anak anak tidak tahan terhadap keadaan yang mereka alami sehingga kabur dari rumah dan menjadi gelandangan
7.      Pendidikan yang minim
Di era globalisasi dengan kemajuan IPTEK dan persaingan semakin ketat menyebabkan mereka yang memiliki pendidikan dan keterampilan yang rendah, tidak akan mampu menghadapi persaingan tersebut sehingga semakin terpuruk ekonominya dan tidak menutrup kemungkinana mereka akan menjadi tuna wisma.
8.      Perbedaan Budaya
Budaya yang terlalu mengikat seperti terjadi di daerah-daerahyang memiliki kebudayaan yang sangat kuat dan mengisolasi diri, sehingga jika ada penduduknya yang keluar dari daerah tersebut , maka mereka tidak boleh kembali lagi. Tetapi karena budaya yang berbeda , tidak memiliki sanak saudara membuat mereka tidak bida menyesuaikan diri dan akhirnya menjadi gelandangan.
9.      Sempitnya lapangan kerja
10.  Kekerasan terhadap perempuan
Kekerasan fisik , seksual dan psikologis yang terjadi di keluarga, termasuk pemukulan , kekerasan seksual terhadap anak perempuan , pemaksaan istri untuk melakukan hubungan seksual. Keadaan tersebut menyebabkan wanita meninggalkan rumah
C.     Dampak Home Less
1.      Diskriminasi
Seorang tuna wisma dianggap tidak berharga, penganggu, dan criminal oleh masyarakat
2.      Kehidupan yang tidak sehat
Kehidupan jalanan yang tak layak huni, tidak memperhatikan lingkungan, bahkan dirinya sendiri kurang diperhatikan. Makanan yang dimakan tidak mencukupi gizi untuk dimakan ,
3.      Meningkatnya kriminalitas
Karena tidak mempunyai pekerjaan yang tetap, untuk mencukupi kebutuhan , mereka terpaksa melakukan cara yang haram seperti mencuri
4.      Memperburuk taman kota
5.      Kehamilan yang tidak diinginkan
D.    Pencegahan dan penanggulangan Home Less
Pencegahan  :
1.      Membentuk keluarga yang harmonis
Dengan adanya keterbukaan, saling menghormati dan menyayangi dari seluruh anggota keluarga dapat menghindarkan terjadinya broken home dan kekerasan dalam rumah tangga.
2.      Peningkatan pendidikan
Selain pendidikan umum juga duiperlukan pendidikan agama untuk meningkatkan masa depan.
3.      Pemerataan lapangan kerja
Dengan meratanya lapangan pekerjaan, maka tiap individu bisa mendapatkan penghasilan yang mencukupi kebutuhannya sehari-hari
4.      Pemerataan penduduk
Transmigrasi yang dilakukan pemerintah dapat mengurangi jumlah pengangguran.
Penanggulangan :
1.      Adanya tempat penampungan
Pemerintah dapat membangun tempat penampungan seperti panti asuhan, panti jompo, atau tempat para tuna wisma singgah sehingga mereka tidak berkeliaran di jalan .
2.      Memberi fasilitas dan kegiatan yang positif
Pemerintah bersama masyarakat dapat memberikan fasilitas dan kegiatan positif kepada para tuna wisma
3.      Pemberian pendidikan dan ketrampilan
Dibukanya sekolah terbuka untuk umum dan pemberian keterampilan lainnya, dapat mengubah hidupnya untuk lebih baik
4.      Pemerataan lapangan pekerjaan
Pemerintah membuka lahan pekerjaan baru, atau dengan pemberian latihan atau ketrampilan kepada para gelandangan maka akan tercipta lapangan pekerjaan baru.





CONTOH KASUS :
1.      Pencurian
Liputan6.com, Parepare: Seorang remaja nekat mencuri telepon genggam milik penumpang kapal Pelni Binaiya di Pelabuhan Nusantara, Parepare, Sulawesi Selatan, Rabu (22/2). Faldi, yang berprofesi sebagai pedagang asongan, melarikan diri setelah aksinya diketahui warga.
Aksi kejar-kejaran terjadi. Sejumlah orang mengejar tersangka yang berlari ketakutan. Kepolisian Sektor Parepare berhasil menyelamatkan Faldi dari amuk massa.
Barang curian tersangka ditemukan di bawah kasur salah seorang penumpang kapal. Di hadapan polisi, tersangka mengaku mencuri untuk makan sehari –hari karena Faldi tidak memiliki pekerjaan dan tempat tinggal. Faldi dijerat Pasal 362 KUHP tentang Pencurian dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.(WIL/ULF)

2.      PENCURIAN
Perampok Jarah Kantor Dinkes Gresik
Laporan wartawan Kompas Adi Sucipto
Sabtu, 4 Desember 2010 | 13:44 WIB
GRESIK, KOMPAS.com — Kawanan perampok pada Sabtu (4/12/2010) pukul 04.00 beraksi di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik. Dua anggota Satuan Polisi Pamong Praja yang bertugas diplakban mata dan mulutnya serta diikat tali rafia. 
Pelaku berhasil membawa kabur uang tunai Rp 6,7 juta di laci.
 Kasus itu terungkap sekitar pukul 08.00 saat sebagian pegawai akan beraktivitas di kantor, lalu peristiwa itu dilaporkan ke polisi. Awalnya, petugas jaga Sunaryoto dan Rahmat didatangi empat orang yang membawa celurit dan parang. Keduanya sempat melawan, tetapi tidak bisa berkutik. Selain kalah banyak, keduanya juga khawatir karena pelaku juga mengancam dengan senjata tajam. Keduanya diringkus pelaku, mulut dan mata diplakban, serta tangan dan kaki diikat tali rafia. Petugas jaga lainnya, Nawawi, memilih sembunyi saat perampok beraksi membuka laci dan mengubrak-abrik isinya.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik Sugeng Widodo, pelaku hanya berhasil menemukan uang tunai Rp 6,7 juta. Kepala Kepolisian Resor Gresik Ajun Komisaris Besar Jakub Prajogo menyatakan, polisi masih melakukan pemeriksaan dan penyelidikan. Dari tempat kejadian perkara, polisi mendapatkan plakban dan tali rafia


























Daftar Pustaka


Sibagariang  Ellya Eva, dkk.2010.Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Trans Info Media
Noviana Nana, Wilujeng Dwi Rachel.Kesehatan Reproduksi. Jakarta : TIM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar